credit picture : www.kompas.com |
Tidak
ada ibu di dunia ini yang berharap melahirkan seorang anak cacat fisik, apalagi
cacat mental. Namun takdir bukan dikendalikan oleh manusia sebagai pihak yang
menjalaninya. Ada kekuatan yang paling Maha lebih berhak menentukan sebuah
takdir. Tugas kita sebagai manusia bukan untuk menghakimi, mengomentari atau sok
bersimpati. Lebih dari itu, manusia harus bisa mengambil pelajaran hidup dari
setiap peristiwa yang terjadi. Termasuk segala fenomena di sekitar kita, kecil
atau besar. Dan kisah ini akan menceritakan tentang seorang anak penyandang
difabel dari kota Kediri. Hust.... ngomong-ngomong cewek tangguh ini adik
kelasku sendiri, lhoh. SMA Negeri 7 Kediri Prima Jaya Luar Biasa.
Adik Kelas
Namanya
adalah Nanda Mei Sholihah. Ketepatan aku adalah pengurus OSIS di SMA. Waktu itu
setahun yang lalu, aku kelas XI dan angkatannya di-MOSi oleh angkatanku. Usut
punya usut aku sendiri tidak pernah mengenal anak hebat ini jika tidak karena
kecacatan fisiknya yang membuatnya menonjol di antara gerombolan teman sebaya. Padahal
dia seharusnya menjadi adik asuhku saat masih MOS berlangsung. Saat itu
teman-temannya hanya bilang padaku kalau dia tidak bisa ikutan MOS karena harus
TC (Training Center) untuk persiapan lomba. Sudah, sependek itu saja alasannya
dan aku tidak penasaran apapun.
Sebuah
kabar mengejutkan sekaligus menggembirakan dibawanya sebagai oleh-oleh. Teman
angkatannya sudah mulai masuk KBM semester selama sebulan, eh dia baru datang. Anak
perempuan ini memang jarang masuk sekolah. Tapi bukan berarti dia malas sekolah
atau sekolah hanya sebagai pantas-pantasan saja. Dia absen disebabkan oleh
kewajibannya sebagai seorang atlet memang menuntut latihan fokus dan rutin. Jadi
tugas-tugasnya dikerjakan dari sumber buku yang dibekalkan Bapak Sony Tataq
(Boss besarnya smaptakdr.sch.id) ketika latihan di Solo. Dari kota orang itu
juga dia mengirimkan tugas via blog guru -dampak modernisasi banget ini-. Lagi
pula Nanda membawa pulang medali dari ASEAN Youth Para Games. Dia sudah
beberapa kali menyabet juara tingkat internasional dan mempersembahkannya buat
merah putih kita. Wah, kita saja yang normal belum tentu bisa ngasih piala buat
sekolah. Jangankan sekolah, di kelas saja malah jadi buronan para guru akibat
kebandelan tanpa isi.
Kenapa
aku bilang kebandelan tanpa isi ? Karena di luar sana ada banyak tokoh jagoan
yang bandelnya minta ampun. Cara hidup, menyikapi masalah dan seterusnya memang
unik. Tapi mereka bisa memberikan pencapaian dan prestasi yang bergengsi.
Pencapaian yang menurut kebanyakan orang bernilai fantastis.
Ditolak Sekolah
Di
dalam blog pribadinya, nandamei99.blogspot.co.id, cewek cantik berambut panjang
itu menuliskan memoar seputar kehidupannya. Hampir sama seperti aku sendiri
yang nggak pernah ngrasain kehidupan TK
dan divonis nggak bakal naik kelas di SD. Nanda Mei juga pernah ditolak
mentah-mentah oleh beberapa TK di sekitar rumahnya, lingkungan Dandangan Kota
Kediri pada waktu proses pendaftaran. Bayangkan saja bagaimana teririsnya hati
seorang ibu yang berusaha memberikan pendidikan terbaik bagi buah hatinya
nyatanya mendapat penolakan. Yang paling bikin nyesek ternyata bukan lagi
ditolak jalan sama doi. Kisah Nanda Mei ditolak akibat tangannya tidak punya
sebelah lengan ini membuatnya jadi anak kecil pendiam.
Ibu
Nanda pulang ke rumah dengan sesenggukan. Beliau menceritakan
penolakan-penolakan yang diberikan oleh beberapa TK ke kakek Nanda Mei.
Kecenya, kakek Nanda bukannya sedih eh malah marah-marah karena merasa cucunya
nggak kekurangan apapun. Sehat wal afiat lahir batin. Mungkin pikiran si ibu
saat itu, kalau di jenjang pra sekolah formal wajib 12 tahun saja sudah
direject, malah disarankan masuk ke SLB, lalu gimana sama jenjang lanjutannya
?. Padahal bukankah pendidikan milik semua orang ? Lagian siapa juga yang mau
dilahirin cacat. Cuma ya kita nggak bisa maksa Tuhan nyiptain tubuh kita
sempurna. Kita ini hamba. Hamba tugasnya menghamba, bukan mengeluh.
Lebih Dari Orang Normal
Nah,
cerita lanjutan dari jagoan lari spesialis 100 – 400 meter asal Kediri ini
nggak kalah sama para pelari dan motivator difabel dunia yang biasanya dijadiin
bahan motivasi saat menjelang ujian sekolah. Menurutku, Nanda Mei adalah gadis
cantik sekaligus tangguh. Beberapa orang di sekolahku melihat sendiri bagaimana
kelihaiannya mengendari motor. Padahal nggak semua orang normal berani naik
motor berkecepatan tinggi. Lhah ini yang difabel aja nyatanya bisa kok.
Pencapaian
terbesarnya sampai saat ini adalah mengantongi tiga medali emas di ajang ASEAN Para Games
2015 yang digelar di negeri Singa. Sebelumnya ia juga pernah tampil memukau di ASEAN Youth Para
Games 2013 Malaysia dan membawa pulang medali emas pula. Yang terbaru adalah
medali emas dari event Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV 2016 di Bandung, Indonesia. Tentunya
prestasi selevel itu tidak dicapai secara tiba-tiba. Ada latihan keras dan
intens yang terus dijalani oleh Mei. Dia juga memiliki pendirian teguh yang makin
mengokohkan prinsip dalam hidupnya.
Jangan tanya dulu bagaimana caranya menyikapi hinaan orang yang
nyinyir melihat tangannya tanpa lengan. Dulu sekali sebelum menjadi seorang
atlet, Nanda memang pernah minder. Wajar saja jika seorang anak juga ingin
mendapat perlakuan sama dari lingkungannya. Namun Tuhan memang romantis.
Seorang pelatih atlet difabel www.npcindonesia.org
bernama Karmani mengamati perilaku Nanda dari hari ke hari. Dia pun mengatakan
ucapan sederhana namun sangat menancap di sanubari seorang anak yang merindukan
sebuah penghargaan dari lingkungan agar terus dianggap keberadaannya. Karmani
menanyai ‘Nanda, apa kamu nggak pengen naik pesawat gratis terus jalan-jalan ke
luar negeri ?’ Kira-kira bujukan itu menggoyahkan keminderan si Nanda kecil.
Gadis manis itu pun segera bangkit dari kondisi terpuruknya. Waktu itu sih
Nanda memulai latihan sebagai calon atlet di lapangan Desa Bawang, Kediri atas
ajakan Pak Karmani.
Rahasia Utama
Dia cuma pengen berlari dan terus berlari. Nah, ini nilai yang
pengen aku bagiin ke pembaca whiztale. Dek Nanda yang notabenenya pernah sangat
terpuruk akibat takdir dari lahir saja akhirnya bisa disegani banyak orang di
dunia internasional. Sekarang ini dia sudah tercatat sebagai atlet nasional
Indonesia, lhoh. Kadang-kadang kita emang nggak butuh omongan orang. Sewaktu
nggak butuh itu. pilih-pilih dong pas ngedengerin omongan orang lain. Bisa jadi
mereka bermaksud nasehati tapi ucapannya malah menyakiti atau menyinggung
kondisi kita. Kalau sudah begitu coba keep
calm dulu. Tarik nafas, keluarkan, dan tutup telinga. Bersikaplah seolah
kamu emang nggak punya kekurangan apapun yang harus menjadi catatan khusus
dalam proses meraih impian.
Sebuah cerita klasik menuturkan kisah dua ekor Katak yang berlomba
meraih puncak menara. Kedua katak ini adalah yang tersisa dari ribuan katak
yang mencoba naik menara. Di tengah jalan, si Katak pertama melihat menara dan
mempertimbangkan kecepatan serta omongan Katak-katak di bawah menara yang lebih
dulu jatuh. Katak A ini memperhatikan betul betapa banyak Katak yang jatuh
sebelum sampai. Sementara itu, yang kedua malah terus meloncat naik, naik dan
naik sampai akhirnya ia mencapai puncak. Ketika dikorek, ternyata Katak kedua
ini tuli.
Makanya dia tidak dengar apapun ucapan rakyat Katak yang berjatuhan.
Cerita di atas bisa
dong diambil sendiri maksudnya. Kadang kita memang perlu menulikan telinga biar
semangat diri terus membara. Simplenya ‘ngapain sih kamu mikirin omongan orang
lain ? Orang mereka aja ngomongnya nggak mikir kok.’ Dek Nanda Mei ini mewakili
kisah Katak di atas.
Oke, sekarang aku
tanya deh. Kamu udah punya penyemangat kan dalam hidup ?. Satu sumber apa
banyak ? Fokus aja ke orang-orang yang jadi penyemangat hidup kamu. Setiap kamu
latihan atau belajar berproses menuju tujuan, ingat terus gimana kira-kira
wajah mereka melihat kamu sedih dan meratapi nasib dan bandingkan dengan
keceriaan bahkan air mata serta peluan mereka saat lihat kamu sukses sama
target-target yang sudah kamu buat. Mereka pasti bangga. Percayalah, separah
apapun orang lain mengucilkan kamu, mengerdilkan semangatmu, bilang kamu nggak
bisa. Ya tanggap aja deh. Kasih senyum terus catat baik-baik omongan mereka
yang bikin hati kamu panas. Bikin target dan strategi mencapainya. Pastikan
proses itu nggak ngerugiin orang lain ya. Kalau udah, realisasikan. Itu baru
yang namanya dendam damai. So, masih yakin malas-malasan bisa bikin sukses asal beruntung ?. Singkirin aja deh malasmu mulai sekarang daripada nyeselnya gak bisa dibayar.
EmoticonEmoticon