sumber gambar : www.twitter.com |
Setiap
orang memiliki impian dalam hidupnya. Tak terkecuali aku dan kamu yang sedang
membaca tulisan ini. Beberapa hari yang lalu ada seorang teman request artikel
bertopik cara mencari penyemangat. Mungkinkah penyemangat bisa dicari ?
Bagaimana bila menurutku penyemangat itu muncul tak diundang dan pulang harus
diantar macam jalangkung ?. Mengerikan sekaligus merepotkan.
Aku
bilang sih ‘pertemanan sama seperti percintaan, ia selalu memiliki banyak
kriteria idaman namun tak pernah menang dari rasa nyaman yang muncul tanpa
diharapkan.’ Pernah nggak sih kamu tiba-tiba memikirkan seseorang yang kamu
sendiri belum pernah dekat dengannya ? Apakah itu namanya cinta ? Oh belum
tentu. Namun yang jelas kamu jadi lebih semangat menjalani hari-hari. Tugas
sekolah yang dulu selalu dikeluhkan sekarang lebih sering dikerjakan. Tujuannya
satu, mendapatkan pujian dari si doi. Setidaknya dilirik atau mendapat kesan
positif lah di matanya.
Berbicara
penyemangat bagi anak muda, sebenarnya nggak melulu harus berupa lawan jenis.
Yang penting dia membuat kamu lebih semangat menjalani hidup, ya sudah itu
namanya penyemangat. Tapi kita sering menyalah artikan dengan menganggap
penyemangat sebagai lawan jenis yang selalu bisa membuat tertawa. Special
someone nggak harus berakhir kencan kan ?.
Ketika
kamu dalam kondisi malas tingkat dewa, merasa seluruh masalah hidup di tanganmu
dan tidak ada yang bisa membantu menyelesaikan, penyemangat ini datang dari
orang yang tak diduga. Pengalamanku sih malah teman yang jarang interaksi
tiba-tiba tanya kenapa, ngajak diskusi tentang masalahnya, kasih semangat dan
bikin percaya kalau pasti bisa melewati segalanya. Sementara kekasih sendiri
tidak selalu sepeka itu. Jadi aku menganggap penyemangat tidak harus pacar. Itu
adalah pikiran sempit, whiz.
Ketika
kamu terlalu menyandarkan segalanya pada seorang pacar lalu membiarkan
teman-temanmu bermain bersama tanpa kamu, hati-hati lho. Terlalu bergantung
pada seorang penyemangat saja akan menjadi bumerang menyakitkan bagi kamu
sendiri. Suatu saat bila kamu bermasalah dengan penyemangat hidup itu, kamu
sudah tidak punya teman setia. Mereka yang dulu kamu nomor duakan mau saja
datang, tapi kamu harus memanggil mereka. Memberitahunya kalau kamu sedang
terluka dan butuh pertolongan.
Tidak
semua orang pandai mengendalikan dirinya. Sebagian orang malu memberitahu
temannya akan kondisi buruk yang menimpa setelah pernah menjadikan mereka tidak
lebih penting dari pacar. Yang lebih menyakitkan, sekarang harus kehilangan
keduanya. Padahal jika diperlakukan secara seimbang, teman setia akan jauh
lebih berharga dan awet untuk dijadikan penyemangat dibandingkan lawan jenis
yang kamu anggap istimewa itu.
Ingat
kata-kataku ini ya. Di awal hubungan khusus, gebetanmu tidak akan langsung
menunjukkan jati dirinya. Dia hanya menunjukkan beberapa sisi dalam dirinya
saja yang kira-kira dapat menarik perhatianmu. Kalau kamu sudah tertarik dan
jatuh, biasanya cowok akan merasa bosan. Namanya juga laki-laki, selalu
bernafsu jadi pemburu. Apalagi jika masih dalam masa pubertas. Nggak heran
banyak cowok menjadi penyemangat beberapa perempuan, tapi hatinya, who’s know
?.
Dalam
kasus ini aku berpikir bahwa menjalin persahabatan dengan banyak orang akan
memiliki banyak efek positif. Selain lebih mudah cari hutangan duit juga
kuatnya back up semangat saat kita jatuh. Jika Cuma disandarkan ke satu orang
saja, tidak ada yang mau menjamin dia akan terus berada di pelukanmu selamanya.
Padahal dalam perjalanan hidup sendiri ada banyak rintangan yang masih belum
tampak mata. Nanti jika kesulitan itu datang, barulah kamu tahu siapa yang
perlu disemangati. Apakah kamu atau orang yang selalu kamu gandeng itu.
Pertama
sih jalin komunikasi yang baik sama semua orang. Kamu boleh saja nggak suka
sama seseorang, tapi jangan sampai menunjukkannya terlalu berlebihan hingga
orang lain yang nggak punya urusan jadi mengganggap kamu itu pendendam. Bersikaplah
sewajarnya. Setidaknya kamu mampu bilang ‘hai’ ke mereka yang kamu benci dan
pastinya lebih ramah lagi ke teman lainnya. Kenapa kamu harus nglakuin ini ?
Karena suatu saat kamu pasti akan butuh mereka tanpa kamu bisa kehendaki.
Yang
sekarang kamu benci tapi dia tidak tahu perasaan itu hingga mengganggap kamu
orang baik bisa jadi penolong pertamamu saat jatuh. Di waktu itulah rasa
bencimu pasti memudar perlahan dan kamu pasti lebih semangat lagi menjalani
hidup karena ada perubahan penting dalam pemikiran penilaianmu. Jika kamu
orangnya emosional, jangan langsung bilang ‘aku nggak bisa kayak gitu.’ Aku
juga nggak menyuruhmu harus bersikap seperti itu kok J.
Buat
anak emosional, pasang saja wajah skeptis seakan nggak peduli. Yang penting
jangan sampai menyerang tanpa alasan. Itu justru menunjukkan kamu stress karena
menyerang orang tanpa sebab. Orang lain mengganggap kamu memang sedang cari
gara-gara demi meluapkan emosi negatif yang sudah bertumpuk di diri. Teman yang
kamu benci pasti sadar ada yang nggak beres dengan sikap skeptismu. Kalau dia
bijak, kemungkinan dia akan mengapresiasi usahamu mengendalikan kebencian.
Kalau benci simpan saja sendiri, jangan ngajak teman lain ikut membenci orang.
Apalagi sampai buat cerita aneh-aneh.
Pada akhirnya
penyemangat bisa datang dari arah mana saja selama kamu sendiri menjalin
hubungan baik dengan semua orang tanpa ketimpangan parah. Jadi misal kamu punya
hubungan khusus sama seseorang. Boleh saja kok. Asalkan kamu juga tetap datang
di pesta ulang tahun teman, membantu ibu masak, mengantarkan adik sekolah dan
interaksi lain dengan orang sekitar. Jalin yang baik, pasti nanti nggak sulit
dapat penyemangat. Soalnya orang-orang merasa senyum kamu penting, jadi mereka
berusaha mengembangkannya di bibir kamu. Nggak percaya ? Coba aja dulu.
EmoticonEmoticon